Jumat, 14 Oktober 2011

kepala-kaki-tangan

Ketika kaki dan tangan belum menjadi bagian dari kepala mereka sibuk dengan urusannya masing-masing hingga saling tak paham satu dengan yang lain. Dan kini ketika kaki dan tangan di satukan oleh kepala maka tangan dan kaki pun ikut bersatu,untuk  meraih visi mereka bersama. Mereka mulai memikirkan apa yang harus mereka berdua lakukan agar selalu beriringan. Mereka memulainya dari awal agar mendapatkan hasil akhir yang baik. Namun , tiba-tiba kepala meninggalkan kaki dan tangan yang jujur saja hanya bisa berjalan jika ada kepala. Tangan dan kaki merasa pincang seakan kepala membiarkan tangan dan kaki kembali berjalan sendiri.
Hingga kini tangan dan kaki masih mencari jawaban kenapa kepala meninggalkan mereka.
Kini tangan pun hanya bisa mencari penjelasan dari kepala yang lain. Tangan hanya bisa melihat dan menunggu . kaki  pun mulai kembali ke dunianya, melangkah dan terus melangkah tanpa tujuan pasti. Sekedar menikmati hari-harinya. Sampai kini keberadaan sang kepala pun tak diketahui.
Apakah kaki dan tangan  harus mencari kepala yang baru ? atau apakah tangan dan kaki harus berusaha sendiri untuk sampai pada tujuan akhir mereka?
Dan kini tubuh mulai meminta kepastian pada tangan dan kaki akan nasib tubuh. Tubuh mulai menagih janji dan keyakinan dari kepala. Lagi tangan dan kaki masih bingung harus berbuat apa, walau pun sebenarnya tubuh telah banyak memberikan ide yang menurut kaki dan tangan luar biasa namun kepala hanya menganggapnya sebagai sampah yang tak penting. Kaki dan tangan mempunyai keinginan untuk membuat idedari tubuh itu menjadi tindakan. Tapi kemudian tubuh mengatakan bahwa jika hanya tangan dan kaki yang melakukan hal itu maka tak ada bedanya dengan zombie.
Tangan pun mulai bosan , bahkan sepertinya tangan sudah benar-benar akan mempasrahkan dirinya apapun yang terjadi karena tangan mulai berpikir bahwa untuk apa dia mencari berbagai cara atau selalu mendiskusikannya dengan tubuh yang akhirnya entah kapan hal itu dapat terwujud jika kepala terus dengan ‘entah apa yang dia pikirkan’.  -09