Sabtu, 21 Oktober 2017

Apa kamu bisa menjadi aku?

5 bulan sama-sama dan semua yang biasa dilakukan saat masih sendiri hilang lenyap tak bersisa? Wkwk entah sebenarnya memilih membangun sebuah hubungan ini tujuannya apa, yang dipikirkan sebelumnya gak ada sisa sedikit pun, kopi, buku, jalan berganti dengan diam di rumah ya diam di rumah--hening, beruntung jika kuota internet di ponsel ada, masih bisa melihat dunia luar dari jejaring, jika tidak maka nikmatilah tv, kamar dan mulailah menyalahkan diri sendiri yang bodoh memilih dan bertahan dalam hubungan yang terlihat baik, luar biasa, bahagia ahh.. itu hanya kemasan yang terbungkus rapi dengan senyuman dan sejuta kata bijak nan alay wkwk
Apa kamu bisa menjadi aku? yang waktu senjanya, nongkrong dengan sebaya, obrolan soal hal terkini, diskusi politik dan jalan-jalan ke kebun belakang itu harus di kubur dalam-dalam bahkan sebelum ada cincin melingkar di jari manismu.
Apa kamu bisa menjadi aku? Yang setiap jengkal pergaulanmu dipenuhi oleh anak laki-laki, teman sejak kecil, teman sekolah., teman di ormas, teman kampus, teman di setiap perjalanan yang sebelumnya kau jejaki sendiri sebelum akhirnya bertemu mereka yang selalu memberi warna seketika tak bisa dengan alasan, apa penting? Wkwk menyedihkan!
Apa kamu bisa menjadi aku? Yang tak sebebas dulu mengemukakan rasa, opini dan bebas berekspresi sebagai aku, yang masih merindu dutch dan deutch demi S2 yang diimpikan sejak dulu, yang penuh banyak kisah romantis dalam benak yang biasanya menjadi puisi indah akhirnya, ahh, hari ini, itu mimpi!
Apa kamu bisa menjadi aku? Yang selalu berkompromi untuk tidak jalan, tidak bertemu, dan akhirnya dilupakan oleh mereka yang sebelumnya kau sebut sahabat. Ahh! Hanya orang bodoh yang melakukannya, dan itu aku!!!!
Berhentilah berpikir aku baik saja, aku berbahagia, aku menikmati semuanya dengan tanpa ratap di tiap jelang tidurku! Berhentilah berpikir aku terlalu sombong semenjak –berdua-, tak punya waktu lagi untuk segelas kopi dan ragam cerita absurd tentang dunia, berhentilah berpikir tentang aku karena kau tak tahu!
Kau takkan pernah paham apapun, takkan pernah paham maka jangan pernah berusaha paham! Yasudah!

PS. Kenapa aku menulis lagi? Karena tak ada lagi yang bisa mendengar kisahku, tak ada lagi yang punya waktu demi cerita tak bermakna yang diperankan secara apik oleh orang bodoh. Jika kasur dan dinding kamar mampu bicara mungkin mereka pun akan mengoceh “dasar bodoh!!” Kenapa? Ya karena, jelang tidurku hanya kasur dan dinding pendengar setia, hanya mereka yang mungkin mengerti bagaimana sukar menjadi aku, bagaimana mengerikan menjadi aku. Ya aku!

.
Ini cerita 5 bulan lalu. Hari ini? Masih sama!