1). Racun perut (stomach poison)
Racun bisa menimbulkan kematian karena bahan aktif atau racun akan bekerja di
dalam perut serangga. Racun ini harus diberikan secara umpan (dicampur dengan
bahan-bahan lain sebagai penarik serangga).
2). Racun kontak (contact poison)
Racun ini bekerja apabila serangga menyentuh insektisida atau tanaman yang
telah disemprot dengan insektisida, akan mengalami keracunan dan akhirnya mati.
Racun atau bahan aktif akan meresap ke dalam tubuh melalui kulit luar, menembus
saluran darah atau dengan melalui pernafasan kemudian bekerja dalam tubuh sehingga
serangga akan mati.
3). Racun sistemik (systemic poisons)
Insektisida jenis ini dapat diserap oleh tanaman akan tetapi tidak mengganggu
atau merugikan tanaman lainnya serta tanaman itu sendiri. Racun yang terserap ke
dalam tanaman, maka tanaman tersebut mempunyai daya penolak bahkan daya
mematikan bila ada serangga yang memakannya. Kandungan racun pada tanaman
hanya sampai pada batas waktu tertentu, bila pemberian pestisida dihentikan maka
dalam waktu yang tidak lama tanaman sudah tidak mengandung racun lagi.
4). Fumigan (fumigant)
Pestisida ini mematikan serangga setelah zat fumigan terserap ke dalam tubuh
serangga melalui pernafasannya. Jadi pestisida harus difumigasikan atau diuapkan
dalam bentuk gas pada ruangan-ruangan tertutup.
5). Antraktan (anttractant)
Pestisida ini dapat mengeluarkan bau-bauan yang bisa menarik jenis serangga
tertentu setelah serangga mendekat dan terkumpul, maka bisa dengan mudah
memusnahkannya.
6). Repelan (repellen)
Pestisida ini dapat mengeluarkan bau-bauan yang bisa menolak atau mengusir
serangga. Jadi bau yang dikeluarkan adalah bau yang tidak disenangi oleh seranggaserangga
pengganggu (Wudianto, 1995).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar