Tiga
hari berada di tempat yang sama, waktu yang sama dan melakukan aktivitas yang
tak jauh berbeda, namun sampai hari ini tak ada satu kata pun terucap dari
bibir ini untukmu dan sebaliknya, yaa tak ada. Kita hanya membatasinya dengan sebuah
tatapan tanpa sunggingan senyum disana. Berbatas sederatan kursi di tengah aula
dengan peserta seminar lainnya mengelilingi kita, tetap saja ada yang membuat kita
tak bisa saling tertawa, tak bisa saling menatap lebih dari satu detik, tak
bisa berkata apalagi saling menyapa.
Entah
separah apa yang kita pikirkan masing-masing tentang waktu itu, entah seperti
apa kau menilai setiap hal yang terjadi waktu itu. Enam tahun berselang dan
kita masih saja sama, diam tanpa kata, seramai apapun sekeliling kita, seberapa
keras dentuman disisi kita, tetap saja tak
berubah. Hebatnya, kenapa kita harus tetap seperti ini, diusia kita yang
bukan anak-anak lagi. Masih berharap, kita dapat mengawali sebuah lembaran baru
di bab yang baru dengan mungkin seakan-akan kita baru bertemu saat ini,
seakan-akan kau dan aku tak pernah bertemu sebelumnya dan seakan-akan kau melihat
aku sebagai seseorang yang pantas untuk mengenalmu lebih baik lagi. Kata
mereka, kau dan aku adalah dua orang yang tak semestinya saling diam seperti
ini, kita punya banyak mimpi saat itu, kita punya banyak cerita di masa itu dan
kita masih berharap untuk bisa terus bersama merangkai cerita petualangan kita
dalam sebuah buku yang nantinya akan dicari banyak jiwa. Kata mereka kita punya
banyak kesamaan, yaa benar, kata mereka kita terlalu bodoh jika harus terpisah,
kita terlalu sering bersama, dan kita benar-benar saling melengkapi satu sama
lain. Hari
ini, aku masih berharap bahwa esok kita pasti bertemu, dan kisah kita akan
dimulai kembali. Entah bagaimana ceritanya, aku yakin semesta mendengarnya..
dan itu pasti ..!!
Yaa..
awal yang baik di pagi ini ketika semua anak-anak sibuk dengan lembaran soal
evaluasi, ada sebuah peristiwa yang aku pikirkan kemarin, seseorang memanggil
namaku, memberi senyuman hangatnya dan tatapan yang lebih dari 5 detik ..
terlihat bodoh saat hal ini terjadi, tapi itu luar biasa. Hanya untuk
membantunya menyalakan pendingin di ruangan ini, tapi cukup untuk membuka sedikit
percakapan antara aku dan dia. Enam tahun tanpa sepatah-katapun setidaknya
cukup saat ada kata “ tolong, nyalakan ACnya” .. cukup membuat semangat
untuk mengerjakan soal-soal evaluasi tadi. Sayangnya, selepas itu kami terlalu
sibuk, dan terlihat terlalu menjaga diri kami masing-masing. Semoga
saja nanti bisa bertemu lagi, dengan pembicaraan yang lebih lama dari pagi
tadi, suasana yang lebih menyenangkan dan hati yang kosong tanpa ada orang lain
disana (haha), dan
betapa luar biasanya hari ini, senyuman lebih manis dan pembicaraan yang lebih
panjang dan lebih baik daripada kemarin, semesta memberinya tepat pada waktunya
Hebatnya
selang seminggu yang lalu, aku yang akhir-akhir ini lebih intens membuka page
facebook dibanding jejaring sosial yang lain melihat statusnya (sebenarnya
bukan dia yang kulihat) yang rasanya dia sedang berpikir banyak, dan merasakan
hal yang tak mengenakan hatinya. Pembicaraan dimulai dan berakhir, dan tepat di
akhir pembicaraan itu baru aku sadar kalau bukan dia yang sebenarnya aku
maksud, bukan dia yang kupikir sebelumnya, tapi dia terlihat menikmati membalas
setiap teks yang aku kirim, dan tak secanggung laku kita sebelumnya. Sebenarnya
malu pada akhirnya, tapi tak masalah karena dia pun tak tahu kalau keliru (salah orang membawa senyuman hehe’..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar