Sabtu, 25 Oktober 2014

diari gaje sang bocah tengil tentang si pria tak jelas (2)



Beberapa dari mereka bingung dengan banyak perubahan sikap yang diri ini lakukan, sebenarnya bukan berubah, bahkan tidak berubah sama sekali hanya penilaian mereka saja yang berubah. Terlalu baik waktu dulu tak membuahkan hasil yang baik akhirnya, mereka terlalu berpikir kalau aku mencintanya, terlalu berpikir bahwa aku cemburu dengannya, dan terlalu berpikir kalau aku mengejar-ngejarnya. Sayangnya aku bukan orang bodoh yang mau dengan dirinya yang terlalu egois, dan selalu merasa dirinya benar. Dan hari-hari ini, aku benar-benar menyadari setiap kata sahabatku yang lain karena aku terlalu baik pada orang yang tak pernah baik padaku, orang yang mungkin tak pernah menganggap aku ada, dan hal itu cukup sampai disitu. Aku takkan berusaha untuk membuat hubungan kita baik, menjadi “sahabat” lagi pun tidak sama sekali, cukuplah dia menikmati waktunya sendiri, menjalani harinya dengan orang-orang yang menurutnya adalah sahabatnya dan aku pikir kita berdua tidak akan saling merugikan satu sama lain, ketika kita tak saling berucap, aku malah berpikir hal itu adalah yang paling baik, saat orang-orang tak lagi mengusikku karena kehadiranmu, karena kedekatan kita dan karena cerita yang  dibuat-buat orang-orang itu. Dalam setiap harinya aku banyak membaca, banyak berpikir, banyak melihat dan menganalisis setiap kata, laku dan tingkah mereka yang selalu tersenyum dihadapanku dengan segudang cerita tak bermakna didasar hatinya. Separuh dari mereka pun adalah orang-orang yang kelihatannya terlalu baik.
Aku takkan peduli dengan kata mereka yang menyayangkan kisah kita, sama sekali tidak. Bahkan andai saja bisa memutar waktu kembali adalah lebih baik ketika aku tak pernah mengenal kau, atau setidaknya tak pernah peduli dengan kehadiranmu di kelasku. Tentu saja jika hal itu terjadi, takkan ada kisah seperti ini, dan takkan ada persahabatan yang berakhir, tapi maaf, bukan persahabatan tapi pertemanan seperti katamu dulu.
Jika ada seseorang yang meminta untuk tetap menjaga pertemanan itu, yaa cukup “teman” tanpa ada pertanyaan lanjutan dan permintaan lanjutan, karena tak akan ada.
Jika ada seseorang yang berpikir kalau aku akan menyesal, tentu tidak. Karena aku tak pernah berharap padanya untuk apapun itu, tapi sebaliknya.
 Entah apa yang terjadi hari ini, benar saja aku benar-benar tak bersemangat bertemu kau dan tak berkeinginan sedikit pun. Terlihat kejam, bahkan keterlaluan tapi ini lebih baik. Laku-mu sore tadi yang menunggu untuk bicara dgn diri ini, ya tak ada keseriusan dan kesabaran tuk menunggu sedikit lebih lama, lalu untuk apa diri ini memberi maaf dengan mudah, memberi kesempatan bicara panjang lebar dan apapun yang kau inginkan dari pembicaraan itu. Ketika semua kata hanya sebatas kata dan tanpa niat yang tulus, menjaga pertemanan atau sekedar membuatnya terlihat baik dihadapan mereka. Ha, anggap saja hal ini aku lakukan sebagai bahan riset, agar kau tahu sedkit bagaimana rasanya persahabatan yang diusahkan berjalan dengan baik dan kau lebih menganggapnya sebagai hal yang perlu dimanfaatkan .. haaha.
 Oiiioiii.. sepertinya kisah ini terlalu banyak mencuri perhatian. Tak penting, dan tak berarti apa-apa, hanya sekedar melihat seberapa sabar diri itu,tapi banyak yang tertarik. Anak-anak itu mulai kepo dengan yang terjadi, benar-benar tak penting. Hanya saja terlalu menarik. Keterlaluan !!
 Dan akhirnya kisah ini punya jalannya sendiri, ada kata “maaf”, ada kata “iya” dan “takkan mengulanginya lagi” .. haha terlalu romantis saat hal ini terjadi tepat dihari kasih sayang.. haha
Dalam perjalanan kisah ini, kami semakin nyaman dengan apa yang harusnya kami nikmati sedari awal, yaa sebuah kisah cinta yang lebih indah dari pada sekedar memandang dan memendam. Kisah kita, tapi bukan tentang aku dan kamu, tapi tentang aku dan dia, serta kamu dan dia. Kamu merangkai kisah kami masing-masing dengan segala cerita indah nan menarik. Diluar itu, beberapa hari yang lalu dia (kamu) memberi sebuah gelang tali-temali yang dibuat oleh adik kelas yang juga terlihat menikmati kisah kita. Terima kasih masih mengingat saya walau saya tak berada disana saat itu J terima kasih juga masih ada senyum yang tidak pernah saya sukai tapi membuat saya selalu rindu (lah kok labil lagi..) terima kasih untuk bantahan dan gurauan yang garing akhir-akhir ini, dan terima kasih sudah mendengarkan sedikit nasihat saya. Kita yang sudah nyaman dengan kisah kita masing-masing perlu melanjutkan kisah kita dengan halaman yang baru, tema yang baru dan mungkin kita perlu mengganti kata pengejar sum cum laude dengan pengejar bahagia.. yaaa mungkin seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar